Oro oro Ombo, pada zaman dahulu adalah merupakan sebuah tempat dimana terdapat area atau lahan tanah kosong [oro oro;bhs Jawa] yang cukup luas [ombo;bhs Jawa] dan digunakan sebagai tempat berkumpul para Petinggi Kerajaan Mataram untuk beristirahat dalam perjalanannya. Konon para Raja, Ratu, Adipati dan Punggawa Kerajaan antara lain Raja Mataram bersama para istri selirnya sering melaksanakan permandian di sumber mata air panas Songgoriti dan kemudian beristirahat atau berkumpul [bahasa Jawa] di daerah yang konon pada saat itu ada hamparan tempat yang sangat luas berupa lahan kosong yang sekarang disebut dengan Desa Oro oro Ombo. Geografis wilayah Oro oro Ombo yang terletak di kaki lereng Gunung Panderman dengan panorama yang indah serta hawanya yang sangat sejuk saat itu menjadikan daya tarik tersendiri bagi siapapun yang sedang dalam perjalanan untuk beristirahat di tempat ini, maka pada akhirnya daerah ini dinamakan “Desa Oro Oro Ombo”. Oleh seorang yang bernama ”Brodjodento“ yang tak lain adalah salah satu petingi kerajaan Mataram.
Dalam era perkembangannya, karena tingkat pertambahan penduduk yang meningkat dengan perkembangan sosial budaya masyarakat yang semakin tinggi dengan norma kehidupan masyarakat yang diatur berdasarkan tatanan pemerintahan, Desa Oro-oro Ombo terbagi menjadi beberapa wilayah kecil yang disebut “Dusun” dengan nama yang juga diambil dengan mengikuti sejarah asal-usul Dusun masing-masing. Tiga dusun tersebut adalah:
a. Dusun Krajan
b. Dusun Dresel
c. Dusun Gondorejo